Kamis, 03 Desember 2015

laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan fraktur



LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
FRAKTUR PADA Sdr. D DI RUANG 13
RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG





Disusun Okeh :
Nama : Sinta Irawati
NIM    : 1301200003




POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN LAWANG
TAHUN 2015


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR
BAB 1
TINJAUAN MATERI
A.    PENGERTIAN
ð  Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
ð   Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
ð  Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur akibat trauma, beberapa fraktur sekunder  terhadap proses penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang patologis
B.     KLASIFIKASI 
Klasifikasi fraktur secara umum :
1.      Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, ulna, radius dan cruris dst).
2.      Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur:
        a.
Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua     korteks tulang).
        b.
Fraktur tidak komplit (bila garis patah tidak melalui seluruh garis penampang tulang).
3.      
Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :
        a.
Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
        b.
Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
        c.
 Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang               sama.
4.       Berdasarkan posisi fragmen :
       
a.       Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi kedua fragmen tidak        bergeser dan periosteum masih utuh.
       
b.      Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut                lokasi fragmen
5.      Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).
       
a.       Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan        dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. Pada                fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar      trauma, yaitu:
       
1)      Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak sekitarnya.
       
2)      Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
       
3)      Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan                     pembengkakan.
       
4)      Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata ddan ancaman                              sindroma kompartement
b.      Fraktur Terbuka (Open/Compound),  bila terdapat hubungan antara hubungan antara                 fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
Fraktur terbuka dibedakan menjadi beberapa grade yaitu :
       
1)      Grade I : luka bersih, panjangnya kurang dari 1 cm.
       
2)      Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
       
3)      Grade III : sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.
C.    ETIOLOGI
1.      Trauma langsung/ direct trauma
Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
2.      Trauma yang tak langsung/ indirect trauma
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3.      Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.
4.      Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
D. TANDA DAN GEJALA
1.      Deformitas (perubahan struktur atau bentuk)
2.      Bengkak atau penumpukan cairan / darah karena kerusakan pembuluh darah
3.      Ekimosis (perdarahan subkutan)
4.      Spasme otot karena kontraksi involunter disekitar fraktur
5.      Nyeri, karena kerusakan jaringan dan perubahan strukturnyang meningkat karena penekanan sisi sisi fraktur  dan pergerakan bagian fraktur
6.      Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf ini terjepit atau terputusnya oleh fragmen tulang
7.      Hilangnya atau berkurangnya fungsi norml karena ketidakstabilan tulang nyeri atau spasme otot
8.      Pergerakan abnormal dan hasil foto abnormal
9.      Krepitasi yang dapat dirasakan atau di dengan bila digerakkan
D.    POHON MASALAH

 













E.     PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      KONSERVATIF
Dilakukan pada anak anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinya pertumbuhan tulang panjang. Selain itu dilakukan karena adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips dan traksi.
a.       Gips
Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :
-          Immobilisasi dan penyangga fraktur
-          Istirahatkan dan stabilisasi
-          Koreksi deformitas
-          Mengurangi aktivitas
-          Membuat cetakan tubuh orthotik
b.      Traksi (mengangkat / menarik)
Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali ekstremitas klien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. Metode pemasangan traksi antara lain:
-          Traksi manual
Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur dan pada keadaan emergensi
-          Traksi mekanik ada 2 macam
1.      Traksi kulit (skin traksi)
Dipasang pada dasar sistem skletal untuk struktur yang lain misalnya otot . digunakan 4 minggu dan beban < 5kg
2.      Traksi skletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balance traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat mental / penjepit melalui tulang / atau jaringan mental
2.      OPERATIF
Pada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebu fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anaotmik menuju tempat yang mengalami fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen fragmen tulang yang telah mati dirigasi oleh luka. Fraktur  kemudian direposisi dengan tangan agar menghassilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat orthopedik berupa pen, sekrup, pelat dan paku. Keuntungan perawatan fragtur dengan pembedahan adalah :
1.      Keletihan reposisi fragmen tulang yang patah
2.      Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnya
3.      Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai
4.      Perawatan dirumah sakit ditekan seminimal mungkin.
F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Radiologi
-          X- Ray dapat dilihat ga,abaran fraktur deforitas dan metalik ment
-          Venogram / anterogram menggambarkan arus vaskulerisasi
-          CT- Scan untuk mendeteksi struktur yang kompleks
2.      Laboratorium
Pada fragtur test laboratorium yang perlu diketahui adalah : Hb, Hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas.















BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.      PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada pengkajian :
a.       Pengumpulan data
1.      Anamnesa
a.       Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang diapakai, status perkawinan , pendidikan, pekerjaan, no register, dan tanggal masuk rumah sakit
b.      Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fragtur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan
a.       Provoking incident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri
b.      Quality of pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakr berdenyut dan menusuk.
c.       Region : apakah rasa nyeri / sakit bisa reda , apakah sakit terjadi menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit terjadi
d.      Severity (skala) of pain : seberapa rasa sakit yang dirasakan, kaji skalanya
e.       Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari dan siang hari
c.       Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui sebab dari faktor yang nantinya dapat membuat rencan tindakan terhadap klien. Ini bisa berua kronologi terjadinya penyakit tersebut



d.      Riwayat penyakit dahulu
Penyakit tertentu yang diderita klien misalnya kanker tulang, yang merupakan fraktur patologis. Diabetes militus yang dapat menghambat penyembuhan dan resiko osteomelitis.
e.       Riwayah penyakit keluarga
Keturunan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur misalnya diabetes, osteoporosis
f.       Riwayat psikososial
Merupakan reaksi pasien tentang penyakit yang dideritanya terhadap kehidupan sehari – hari dan lingkungan sekitar
g.      Pola fungsi kesehatan
1.      Pola persepsi
Ketakutan akan terjadinya kecacatan. Konsumsi obat yang terus menerus
2.      Pola nutrisi dan metabolisme
Pada pasien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-hari untuk proses penyembuhan
3.      Pola eleminasi
Pada kasus fraktur tidak ada gangguan pada proses eleminasi. Kaji warna, konsistensi, bau, frekuensi
4.      Pola hubungan dan peran
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat , aktivitas seperti biasanya akan tidak bisa dilakukan.
2.      PEMERIKSAAN FISIK 
a.       Gambaran umum
1.      Keadaan umum : baik atau buruknya yang dicatat adalah seperti
a.       Kesadaran : apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis
b.      Kesakitan : akut, kronik, ringan sedang. Pada kasus fraktur biasanya akut
c.       Tanda tanda vital : tidak normal
d.      Integumen : ada nyeri tekan dan edema
b.      Kepala
Tidak ada gangguan yaitu normal cepalik, simetris, tidak ada benjolan dan nyeri kepala
c.       Leher
Tidak ada gangguan, simetris, tidak ada masa/benjolan
d.      Wajah
Ekspresi wajah, perubahan fungsi maupun bentu, adanya lesi, simetris
e.       Mata
Terjadi gangguan seperti konjungtiva anemis (apabila terjadi perdarahan)
f.       Telinga
Tes bisik masih dalam btas normal, tidak ada lesi/nyeri tekan
g.      Hidung
Tidak ada deformitas atau pernafasan cuping hidung
h.      Mulut dan faring
Tidak ada pembesaran tongsil, gusi tidak perdaraha, mukosa lembab
i.        Thoraks
Tidak ada pergerakan otot intercosta, gerakan dada simetris
j.        Paru
Inspeksi     : peningkatan pernafasan reguler
Palpasi       : pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama
Perkusi      : suara ketok sonor, tidak ada suara tambahan lainnya.
Aukultasi   : suara nafas normal dan tidak ada suara nafas tambahan
k.      Jantung
Inspeksi     : tidak tampak iktus kordis
Palpasi       : nadi meningkat
Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal tidak ada mur mur
l.        Abdomen
Inspeksi     : bentuk datar, simetris, tidak ada masa
Palpasi       : turgor baik, tidak ada nyeri tekan maupun hepatomegali
Perkusi      : suara tympani ada pantulan gelombang cairan
Askultasi   : peristaltik normal
m.    Ekstremitas
Ekstremitas akan terganggu saat fraktur yang terjadi pada daerah ekstremitas atas maupun bawah.



2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas
b.      Kerusakn integritas kulit berhubungan dengan laserasi
c.       Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
d.      Nyeri berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang
e.       Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan emboli
3.      RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas
Tujuan : setelah dilakukan suhan keperawatan selama 3x24jam mobilitas fisik dapat tercapai
Kriteria hasil :
-          Klien mampu melakukan pergerakan sendi
-          Menggunakan alat bantu yang benar
-          Dapat melakukan beberapa kegiatan secara mandiri
Intervensi
1.      Perawatan tirah baring
R/ dengan perawatan tirah baring dapat meningkatkan keamana dan kenyamanan
2.      Ajarkan pergerakan kecil pada daerah sekitar
R/ dengan pergerak kecil dapat mengurangi ketegangan
3.      Ajarkan mobilitas fisik otot dan sendi secara perlahan lahan
R/ untuk mencegah kontraktur
4.      Ajarkan pengaturan posisi nyaman
R/ posisi nyaman dapat mengurangi nyeri
5.      Anjurkan keluarga untuk mengajarkan mobilitas fisik ditempat tidur
R/ keluarga adalah orang terdekat yang dapat membantu kesembuhan
6.      Kolaborasi ahli terapi fisik untuk proses penyembuhan
R/ untuk proses penyembuhan
Diagnosa 2 : kerusakan integritas kulit berhubungan dengan laserasi
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam integritas kulit membaik
Kriteria hasil :
-  menunjukkan integritas kulit yang baik
- menunjukkan penyembuhan luka
- menunjukkan perawatan kulit yang baik oleh klien
Intervensi
1.      Pelihara akses pembuluh darah (arteri vena)
R/ agar aliran darah dalam tubuh tetap lancar
2.      Bersihkan, pantau serta rawat daerah insisi
R/ untuk mempercepat penyembuhan luka
3.      Minimlkan area tubuh yang sering mengalami penekanan
R/ untuk mencegah luka dekubitus
4.      Apanila terjadi dekubitus lakukan perawatan
R/ mencegah memperparah keadaan
5.      Lakukan perawatan secara rutin
R/ untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan
6.      Kolaborasi dengn tim medis dalam pemberian lotion luka
R/ untuk mempercepat penyembuhan
Diagnosa 4 : shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24jam shock karena perdarahan dapat diatasi
Kriteria hasil :
-          Klien tidak mengeluh pusing
-          Mukosa lembab
-          Turgor kulit elastis
-          Ttv dalam batas normal
Intervensi
1.      Kaji status cairan
R/ untuk mengetahui jumlah intake dan output cairan
2.      Kaji sumber kehilangan cairan
R/ untuk memutus aliran kehilangan cairan
3.      Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi
R/ untuk mengetahui peningktan tekanan perifer
4.      Pantau frekuensi irama dan frekuensi jantung
R/ untuk mengetahui keadaan klien
5.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan
R/ untuk memenuhi kebutuhan cairan yang dibutuhkan
Diagnosa 4 : nyeri berhubungan dengan pergesaran fragmen tulang
Tujuan :setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24jam nyeri dapat berkurang dan hilang
Kriteria hasil :
-          Klien dapat menyebutkan cara pengendalian nyeri
-          Menunjukkan nyeri berkurang
-          Wajajh tampak tenang
Intervensi
1.      Ajarkan mangement nyeri
R/ untuk mengurangi nyeri secara non farmakologis
2.      Kaji tingkat nyeri
R/ untuk mengetahui sebrapa nyeri
3.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik
R/ Untuk mengurangi nyeri
4.      Kaji tanda tanda vital
R/ untuk mengetahui perkembangan klien










FORMAT PENGKAJIAN DATA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BIODATA
Nama                           : Sdr. D
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Umur                           : 15 tahun
Status perkawianan     : belum kawin
Pekerjaan                     : bekerja
Agama                         : islam
Pendidikan terakhir     : SMP
Alamat                                    : Wajak Malang
No.Registrasi              : 15090600x
Tanggal MRS              : 7-9-2015
Tanggal pengkajian     : 7-9-2015
KESEHATAN KLIEN RIWAYAT
1. Keluhan Utama / Alasan Rumah Sakit : Nyeri kaki kanan dan kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri dan luka pada paha kanan dan kiri setelah kecelakaan pukul 22.00
3. Riwayat Kesehatan Yang lalu : Tidak menderita Hipertensi (-) diabetes (-)
4. riwayat kesehatan keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit menurun
POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
A.
POLA TIDUR / ISTIRAHAT
èWaktu Tidur                       :
-
SMRS           : tidur pada pukul 22.00 dan bangun pukul 06.00
-
MRS             : tidur dan sering terbangun karena nyeri
èWaktu Bangun                    :
SMRS : siang tidak pernah tidur malah bangun pukul 06.00
èMasalah tidur :
nyeri pada bagian kaki
è Hal-hal yang mempermudah tidur
dekat dengan orang tua
èHal-hal yang mempermudah klien terbangun
nyeri yang dirasakan
B.     POLA ELIMINASI
1.      BAB                            : selama dirawat di RS belum BAB
2.      BAK                           : BAK normal kuning jernih dan menggunakan kateter
3.      Kesulitan BAB/BAK : kesulitan BAB
4.      Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : belum ada cara untuk mengatasinya
C.     POLA MAKAN DAN MINUM :
1.      Jumlah dan jenis makanan : makanan nasi biasa , di RS diberi diet TKTP
2.      Waktu pemberian makan : sebelum MRS : 3x1 rutin , stelah MRS : dianjurkan untuk puasa
3.      Jumlah dan jenis cairan : cairan air putih 1500cc/hari , cairan NS : 0,9%
4.      Waktu pemberian cairan : saat pasien merasakan haus => air putih, Ns selama dirumah sakit
5.      Pantangan : tidak ada pantangan makan cuma saat ini sedang puasa
6.      Masalah makan dan minum :
a.       Kesulitan menguyah : tidak ada kesulitan
b.      Kesulitan menelan : tidak ada kesulitan
c.       Mual dan muntah : mual (-) muntah (-)
d.      Tidak dapat makan sendiri : dengan bantuan
7.      Upaya mengatasi masalah : keluarga terdekat yang membantu melakukan
D.    KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE
1.      Pemeliharaan Badan : tidak bisa melakukan pemeliharaan secara mandiri
2.      pemeliharaan gigi dan gusi : dibantu oleh keluarga dan tenaga medis dalam oral hygiene
3.      pemeliharaan kuku : kuku kotor dan panjang
E.     POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN
Sebelum sakit bekerja sebagai kernet supir truck

DATA PSIKOSOSIAL
A.    Pola Komunikasi : komunikasi verbal
B.     Orang yang paling dekat dengan klien : paling dekat dengan orang tua yaitu ibu
C.     Rekreasi : setiap minggu bermain dengan teman
Hobby : bermain motor balap
Penggunaan waktu senggang : bermain dan balap motor
D.    Dampak dirawat dirumah sakit : tidak bisa bekerja dan melakukan kegiatan dengan mandiri
E.     Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : pasien gelisah namun masih bisa berinteraksi dengan baik
F.      Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Tn.F sebagai orang tua dan penanggung jawab

DATA SPIRITUAL
A.    Ketaan beribadah
S
ebeum MRS : keluarga mengatakan taat ibadah
Setelah MRS : tidak pernah melakukan ibadah
B.     Keyakinan terhadap sehat/sakit : yakin jika manusia pasti diberi sehat dan sakit
C.     Keyakinan terhadap penyembuhan : keluarga yakin jika pasien bisa disembuhkan

PEMERIKSAAN FISIK :
A.    Kesan/keadaan umum : keadaan umum baik kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital
Suhu tubuh      : 37°C                          Nadi                : 92x/menit
Tekanan darah : 140/80 mmHg           Respirasi          : 22x/menit
Tinggi badan   : 162 cm                      Berat badan     : 60kg
B.     Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1.      Kepala dan Rambut
a.       Bentuk kepala : oval
Ubun-ubun : tidak deformitas
Kulit kepala : tidak ada lesi
b.      Rambut : lurus
Penyebab dan keadaan rambut : keadaan rambut kotor
Bau : berbau
Warna : warna hitam
c.       Wajah : tidak terdapat trauma wajah
Warna kuit : coklat tua
Struktur wajah : tidak ada deformitas
2.      Mata
a.       Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap jumlah 2 buah dan simetris
b.      Kelopak mata (palpebra) : tidak terjadi oedema
c.       Konjunctiva dan sclera : konjunctiva (normal) sclera (tiadak ikretik)
d.      Pupil : reaktif terhadap cahaya, bentuk sama besar (isokor)
e.       Kornea dan Iris : tiadak ada pembengkakan maupun massa iris berwarna hitam
f.       Ketajaman pelinghatan/Virus : tidak terkaji
g.      Tekanan bola mata : tidak terkaji
3.      Hidung
a.       Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung (tidak terjadi deformitas) septum nasi (tidak ada devisiasi pergeserah)
b.      Lubang hidung : tidak berlendir, tidak ada massa
c.       Cuping hidung : dalam batas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
4.      Telinga
a.       Bentuk telinga : simetris, tidak ada massa
Ukuran telinga : dalam bentuk dan ukuran normal
Ketegangan telinga : tidak ada nyeri tekan
b.      Lubang telinga : lubang telinga (+) bersih, tidak ada lesi
c.       Ketajaman pendengaran : ketajaman pendengaran dalam batas normal
5.      Mulut dan Faring
a.       Keadaan bibir : mukosa bibir kering, terdapat lesi, tidak ada massa, tidak ada kelainan congenital
b.      Keadaan gusi dan gigi : gusi (tidak ada pembengkakan dan massa maupun lesi) gigi (gigi tidak ada yang hilang, menguning “kotor”)
c.       Keadaan lidah : tidak ada massa maupun lesi, warna pucat
6.      Leher
a.       Posisi trakhea :
b.      Tiroid : saat menelan tiroid tidak terlihat
c.       Suara : tidak ada suara
d.      Kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran kelenjar lymphe
e.       Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
f.       Denyut nadi coratis : teraba kuat
C.     Pemeriksaan integumen (kulit)
a.       Kebersihan : kulit terdapat lesi pada paha kanan
b.      Kehangatan : hangat
c.       Warna : warna normal
d.      Turgor : turgor elastis
e.       Tekstur : lembut
f.       Kelembapan : teraba kering
g.      Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
D.    Pemeriksaan payudara dan ketiak
a.       Ukuran dan bentuk payudara : ukuran payudara (dalam batas normal) bentuk payudara (simetris)
b.      Warna payudara dan aerola : warna (kecoklatan) aerola (berwarna gelap)
c.       Kelainan payudara dan puting : tidak ada massa pada payudara dan tidak ada nyeri tekan
d.      Axila dan Clavicula : axila (tidak teraba massa/pembesaran kelenjar limfe) clavicula (tidak terjadi clevisiasi)
E.     Pemeriksaan Thorak/dada
1.      Inspeksi thorak
a.       Bentuk thorak : dalam batas normal (simetris)
b.      Pernafasan :
-          Frekuensi : 22x/menit
-          Irama : sedang
c.       Tanda-tanda kesulitan bernafas : pernafasan spontan, airway paten, tidak ada tanda-tanda kesulitan bernafas
2.      Pernafasan paru
a.       Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : dalam batas normal
kiri                   kanan
Lemah             kuat
b.      Perkusi : tidak terkaji
c.       Auskultasi :
-          Suara nafas : normal
-          Suara ucapan : tidak terdengar
-          Suara tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
3.      Pemeriksaan Jantung
a.       Inspeksi dan Palpasi :
-          Pulpasi : tidak ada masa atau pembesaran
-          Ictus cordis : denyut apeus jantung normal tidak teraba
b.      Perkusi :
-          Batas-batas jantung : batas-batas tegas
c.       Aukultasi :
-          Bunyi jantung I : interval normal, tekompensasi
-          Bunyi jantung II : reguler
-          Bising/murmur : palisistolik hipertension
-          Frekuensi denyut jantung : dalam batas normal
F.      Pemeriksaan Abdomen
a.       Inspeksi :
-          Bentuk abdomen : simetris
-          Benjolan/massa : tidak ada massa
b.      Uaskultasi
-          Peristaltik usus : 8x/menit
-          Bunyi jantung anak/BJA : -
c.       Palpasi :
-          Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan   
-          Benjolan/ massa : tidak teraba massa
-          Tanda-tanda ascites : tidak ada tanda ascites
-          Hepar : tidak ada hepatomegali
-          Lien : -
-          Titil Mc. Burne : -
d.      Pekusi
-          Suara abdomen : timpani
-          Pemeriksaan ascites : tidak ada ascites
G.    Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya
1.      Genetalia
a.       Rambut pubis : berwarna hitam
b.      Meatus urethra : dalam batas normal
c.       Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan inguinal : tidak ada kelainan pada genetalia eksternal
2.      Anus dan perineum
a.       Lubang anus : terdapat lubang anus
b.      Kelainan-kelainan pada anus : tidak ada kelainan
c.       Perenium : -
H.    Pemeriksaan Muskuloskeletal (ekstrimis)
a)      Kesimetrisan otot : simetris
b)      Pemeriksaan oedema : tidak ada oedema pada daerah ekstrimitas atas maupun bawah
c)      Kekuatan otot : kekuatan otot tangan kakan kuat kiri lemah kekuatan otot kaki lemah
d)     Kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku : pada daerah ekstrimitas kanan terpasang pen, pada daerah ekstermitas kiri terpasang skeletal traksi, nyeri pada ekstrimitas kiri bawah
I.       Pemeriksaan Neorologi
1.      Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/ GCS : E=4 V=5 M=6
2.      Tanda-tanda rangsangan otak (Meningea Sign) = tidak ada tanda-tanda
3.      Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/ GCS : E=4 V=5 M=6
4.      Fungsi motorik : baik
5.      Fungsi sensorik : baik
6.      Refleksi
a)      Refleks fisiologis : baik
b)      Refleks patologi : tidak ada reflek patologis
J.       Pemeriksaan Status Mental
a.       Kondisi emosi/perasaan : pasien geisah => takut dengan keadaannya
b.      Orientasi : mengetahui jika sedang dirawat dirumah sakit
c.       Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : realistis
d.      Motifikasi (kemampuan) : tidak dapat melakukan kegiatan mandiri
e.       Persepsi : persepsi positif untuk penyembuhan sakitnya
f.       Bahasa : bahasa Indonesia dan Madura
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.    Diagnosa Medis : open fraktur femur 1/3 Distal
B.     Pemeriksaan diagnostik/penunjang Medis :
1.      Laboratorium :
2.      Rontgen :
3.      ECG :
4.      USG :
5.      Lain-lain :
Hasil laboratorium
Pemeriksaan
Hematologi
Hasil
Satuan
Nilai rujukan

Hemoglobin
10,20
9/dI
11 – 4 - 15,1
Eritrosit
3,61
106/mL
4,0 – 5,0
Leukosit
20,76
106/mL
4,3 – 10,3
Hematrokit
20
%
38 – 42
Trombosit
337
103/mL
142 – 424
MCV
80,30
fL
80 – 93
MCH
20,30


MCHE
36,20
9/dL
32 – 36
RDW
12,70
%
11,5 – 14,5
MPV
11,9
%
9 – 13
P-CLR
20,4
%
16,0 – 25,0
PCT
0,36
%
0,150 – 1,400
NRBC Absolut

NRBC Percent

Faal Nomeostatis

PPT

Pasien
12,10
Detik
9,4 – 11,3
Kontrol
10,6
Detik

INR
1,15

0,8 – 1,30
APTT

Detik

Pasien
32,60
Detik
24,6 – 30,6
Kontrol
25,7


Kesimpulan
PTT dan APTT dalam batas normal
Kimia Klinik
Faal Hati


AST/560T
42
4/L
0 – 40
ALT/56PT
18
4/L
0 – 41
Albumin
3,23
9/dL


Metaboisme Karbohidrat


35,5 - 5,5
Glukosa dalam sewaktu
173
Mg/dL
<200
Faal Ginjal



Ureum
22,60
Mg/dL
16,6 – 48,5
Kreatinin
0,68
Mg/dL
<1,2
Kimia Klinik



Elektrolit



Elektrolit Serum
139
mmol/L

Natrium(Na)


136 – 145
Kalium(K)
3,62
mmol/L
3,5 – 5,0
Klorida(Cl)
111
mmol/L
9,8 – 106
Analisa Gas Darah



pH
7,34

7,35 – 7,45
PCO2
28,0
mmHg
35 – 45
PO2
121,3
mmHg
80 – 100
Bikarbonat
15,2
mmol/L
21 – 28
Kelebihan Basa
-10.8
mmol/L
(-3) - (+3)
Saturasi O2
99
%
96
Hb
10,2
g/d


PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Penatalaksanaan diet gizi
Diet TKTP => Tinggi Kaori Tinggi Protein
Energi 1300 kkal
Protein 76 kkal
Lemak 42 kkal
Karbohidrat 149 kkal
Injeksi:            -     Ceftriaxon 2x 1g
-          Ranitidin 2x 30mg
-          Ketorolac 3x 30mg
-          Neurobion 14mp/24jam
ANALISA DATA

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

DATA PENUNJANG
MASALAH
ETIOOGI
1.      Ds :
-          Px mengatakan tidak bisa meakukan perawatan badan secara mandiri
-          Px mengatakan biasanya dibantu orang menyeka
Do :
-          Rambut kotor
-          Wajah kotor
-          Rambut berbau
-          Ingkungan sekitar tempat tidur berbau
-          Gigi menguning
2.      Ds :
-          Px mengatakan nyeri kaki kiri
-          “ nyeri seperti nyut-nyutan”
Do :
-          Wajah grimace
-          Terpasang skeletal traksi
P  :Nyeri karena traksi
Q :Nyeri seperti berdenyut
R :Nyeri di paha sampai betis kiri
S :Nyeri terjadi secara sering

TTV
TD : 140/80 mmHg
N : 92x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit

Defisit perawatan diri












Nyeri akut
fraktur

pergeseran fragmen tulang

deformitas

penurunan mobilitas fisik

defisit perawatan diri


fraktur
 

pergeseran fragmen tulang

nyeri akut



ANALISA DATA

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

DATA PENUNJANG
MASALAH
ETIOOGI
3.      Ds :
-          Px mengatakan tidak bisa meakukan kegiatan ditempat tidur
-          Sakit saat digunakan untuk bergerak atau melakukan aktifitas
Do :
-          Tidak mau melakukan kegiatan karena sakit
-          Meminta bantuan untuk melakukan kegiatan
-          Pasien hanya diam ditempat tidur
4.      Ds :
-          Mengeluh pusing
-          lemah
Do :
-          Anemis
-          Pucat
-          Perdarahan pada luka
-          Hb 10 g/dl
-          Nadi meningkat
-          Irama jantung cepat


Hambatan mobilitas fisik












Shock hipovolemik
fraktur

pergeseran fragmen tulang

deformitas

hambatan mobilitas fisik





Trauma langsung

Fraktur terbuka
 

Perdarahan

Shock hipovolemik



ANALISA DATA

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

DATA PENUNJANG
MASALAH
ETIOOGI
5.      Ds :
-          Px mengatakan badan panas
-          Luka operasi terasa nyut-nyut an
Do :
-          Suhu 370C
-          Kemerahan luka usus
-          Nilai leukosit naik 20,70% 106ml
Resiko infeksi

fraktur

pergeseran fragmen tulang

insisi pembedahan

resiko infeksi



DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No
Tanggal
Rumusan Diagnosa Keperawatan
Teratasi Tanggal
Tanda Tangan
1
7 September 2015
Defisit perawatan diri b.d penurunan mobilitas fisik ditandai dengan persona Hygiene kurang


2
7 September 2015
Nyeri akut berhubungan dengan fraktur femur ditandai dengan wajah grimace


3
7 September 2015
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur femur ditandai mobiitas ditempat tidur berkurang


4
7 September 2015
Shock Hipovolemik berhubungan dengan pendarahan ditandai dengan wajah anemis


5
7 September 2015
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan luka terbuka ditandai dengan kenaikan suhu tubuh





PRIORITAS MASALAH
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No.
Tanggal
Daftar Masalah
Tanda Tangan
1
7 September 2015
Nyeri akut berhubungan dngan ftraktur femur ditandai dengan wajah grimace

2
7 September 2015
Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan mobilitas fisik ditandai dengan persona hygiene kurang

3
7 September 2015
Hambatanmobilitas fisik b.d fraktur femur ditandai dengan aktivitas menurun

4
7 September 2015
Shck hipovoemik berhubungan dengan pendarahan ditandai dengan wajah anemis

5
7 September 2015
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan fraktur terbuka ditandai dengan kanaikan suhu tubuh




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
TT
1
Nyeri Akut
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatanselama 1x24 jam nyeri dapat hilang atau berkurang

Kriteria hasil :
-     Klien dapat menyebutkan cara pengendalian nyeri
-     Menunjukkan nyeri berkurang
-     Wajah tampak tenang
-     TTV dalam batas normal

TD
Sis : 100 – 140 mmHg
Dia : 60 – 1100 mmHg
N : 60 – 100x / menit
S : 36 – 37 °C
RR : 12 – 24x / menit
1.      BHSP

2.      Kaji skala nyeri, daerah nyeri dan frekuensi

3.      Observasi pada tanda vital

4.      Ajarkan teknik management nyeri distraksi dan relaksasi (nafas dalam)

5.      Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik dan antibiotik

-          Ceftriazonee 2x1 g
-          Ranitidin 2x50 mg
-          Ketorolak 3x50 mg
-          Heurobion 14 ml/hari

6.      Atur posisi yang aman dan nyaman
1.      Dengan bina  hubungan saling percaya mempermudah proses perawatan

2.      Untuk mempermudah proses keperawatan jika kita mengetahui kondisi

3.      Untuk mengetahui perkembangan pasien dan tanda umum pasien

4.      Tindakan nonfarmakologis dapat mengurangi nyeri

5.      Tindakan farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

6.      Untuk mengurangi nyeri dan pergerakan




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
TT
2
Defisit perawatan diri
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi defisit perawatan diri

Kriteria hasil :
-     Tidak berbau
-     Pasien rapi
-     Tidak terjadi defisit perawatan diri
1.      BHSP

2.      Diskusikan masalah yang berhubungan dengan fraktur

3.      Libatkan orang terdekat dalam perawatan pasien

4.      Dorong pasien berpartisipasi dalam program terapi

5.      Berikan bantuan ADL sesuai dengan kebutuhan pasien

6.      Observassi kegiatan pasien, jangan sampai memperberat cidera

7.      Observasi TTV
1.      Untuk mempermudah asuhan kep Dengan bina  hubungan ggsaling percaya mempermudah proses perawatan

2.      Karena masalah fraktur dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari
3.      Keluarga atau orang terdekat dapat membantu ADL
4.      Agar pasien sedikit demi sedikit kembali memperoleh kemandirian
5.      Tugas untuk memenuhi kebutuhan dasar
6.      Kegiatan yang berat dapat memperparah fraktur
7.      Untuk mengetahui perkembangan pasien




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
TT
3.
Hambatan mobilisasi fisik
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatanselama 2x24 jam pasien menunjukkan tingkat mobilitas meski dengan bantuan

Kriteria hasil :
-     Penampilan seimbang
-     Melakukan pergerakan duduk/ miring
-     Mempertahankan mobilitas meski dengan bantuan
1.      Kaji mobilitas yang ada observasi peningkatannya
2.      Atur posisi imoblitas pada pasien
3.      Ajarkan untuk gerakan aktif pada  ekstimitas yang tidak sakit
4.      Bantuan klien melakukan latihan ROM perawatan diri sesuai kemampuan
5.      Kolaburasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
1.      Mengtahui tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas
2.      Untuk mengurangi resiko dekubitus
3.      Gerakan akan memberikan masa otot dan memperbaiki fungsi jantung
4.      Untuk memelihara fleksibilitasi sendi sesuai kemampuan
5.      Peningkatan kemampuan dalam mobilitasi ekstremitas dapat dicapai dengan alat fisik




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
TT
4.
Shock hipovolemik
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam shock karena perdarahan dapat teratasi

Kriteria hasil :
-     Klien tidak mengeluh pusing
-     Mukosa lembab
-     Turgor kulit elastis
-     TTV dalam batas normal

TD
Sis : 100 – 140 mmHg
Dia : 60 –100 mmHg
N : 60 – 100x / menit
S : 36 – 37 °C
RR : 12 – 24x / menit
1.      Observasi tanda tanda vital
2.      Observasi tanda tanda shock
3.      Kaji status cairan atau perdarahan
4.      Pantau irama dan frekuenssi jantung
5.      Kolaburasi dalam pemberian cairan
6.      Kolaburasi pemeriksaan lab untuk mengetahui jenis dan seberapa banyak darah yang dibutuhkan
7.      Pemberian tranfusi darah
1.      Untuk mengetahui tanda-tanda shock
2.      Untuk mengetahui kapan shock tersebut terjadi
3.      Untuk mengetahui sumber dan seberapa banyak cairan yang hilang
4.      Untuk mengetahui tanda-tanda shock
5.      Untuk rehidrasi
6.      Mengetahui nilai laboratorium dan golongan darah
7.      Untuk mengganti darah yang hilang



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
TT
5.
Resiko tinggi infeksi
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam infeksi tidak terjadi / terkontrol

Kriteria hasil :
-     Tidak ada tanda infeksi seperti pus
-     Luka bersih
-     TTV dalam batas normal

TD
Sis : 100 – 140 mmHg
Dia : 60 – 100 mmHg
N : 60 – 100x / menit
S : 36 – 37 °C
RR : 12 – 24x / menit
1.      Observasi tanda tanda vital
2.      Lakukan perawatan luka dengan teknik antiseptik
3.      Lakukan perawatan prosedur infasif seperti infus kateter, drain luka
4.      Kolaborasi untuk dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui tanda infeksi
5.      Kolaburasi untuk pemberian antibiotik
1.      Mengidentifikasi tanda infeksi terutama pada kenaikan suhu
2.      Mengendalikan mikroorganisme patogen
3.      Untuk mengurangi resiko infeksi nasokomial
4.      Penurunan Hb dan peningkatan leukosit, terjadi dari proses infeksi
5.      Untuk pengendalian infeksi dengan mencegah perkembangan organisme patogen




IMPLEMENTASI

Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Diagnosa 1 => nyeri
Tanggal/jam
Tindakan Keperawatan
TT
Senin 07-09-2015



















Selasa 08-09-2015

















Rabu 09-09-2015
1.   Melakukan BHSP dengan pasien untuk pengkajian
2.   Mengkaji skala nyeri frekuensi dan lokasi
P = nyeri karena traksi
Q = nyeri berdenyut
R = nyeri dikaki kiri
S = skala 3
T = nyeri terjadi sering
3. Mengobsevasi tanda vital TD : 140/80 mmHg
N : 92x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
4. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk managemen nyeri
5. Berkolaborasi dengan tim medis pemberian analgenis dan antibiotik
Geftriazon 2x1g
Ramlidin 2x50mg
Ketorolas 3x50mg
Neurobion 1 AmP
1. mengkaji skala nyeri, frekuensi dan lokasi nyeri masih berdenyut dan rasanya sama dengan frekuensi sama
2. mengobservasi ttv
TD : 150/80
N = 92x
S = 37˚C
RR = 22x
3. melakukan rawat luka pada kaki kanan eksternal fiksasi dan kiri internal fiksasi dan luka sekitar kaki
4. mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk managemen nyeri dan nyeri karena perawatan luka
5. berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgenik dan antibiotik
Geftriazon 2x1g
Ramlidin 2x50mg
Ketorolas 3x50mg
Neurobion 1 AmP
1. mengkaji skala nyeri
P = nyeri karena luka dan traksi
Q = nyeri berdenyut
R = nyeri dikaki kiri
S = skala 2
T = nyeri berkurang setelah dilakukan rawat luka
2. mengobservasi tanda vital
TD : 130/90
N = 98x/menit
S = 37˚C
RR = 22x/menit
3. mengajarkan teknik distraksi relaksasi nafas dalam untuk managemen nyeri
4. berkolaborasi dengan tim medis pemberian analgenik
Neurobion 1Amp/hari
ketorolac 3x50mg




IMPLEMENTASI
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Diagnosa 2 => Defisit Perawatan Diri
Tanggal/jam
Tindakan Keperawatan
TT
Senin 07-09-2015














Selasa 08-09-2015













Rabu 09-09-2015
1.      Melakukan BHSP untuk mempermudah proses keperawatan
2.   Mendiskusikan masalah yang berhubungan dengan fraktur => tidak bisa merawat diri
3.   Memberikan KIE kepada keluarga untuk memberikan perawatan diri pada pasien
4.   Memberi motivasi kepada klien untuk ikut dalam perawatan diri
5.   Membantu pasien membersihkan badan gigi dan mulut
6.   Mengobservasi kegiatan pasien
7.   Mengobservasi ttv : 140/80 mmHg
N : 92x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
1. menanyakan kepada pasien tentang perawatan dirinya, apakah sudah bisa apa belum
2. menanyakan kepada keluarga tentang peran serta perawatan diri pasien
3. membantu pasien dalam perawatan diri seperti oral hygiene dan motivasi pasien untuk selalu menjaga kebersihan
4. mengobservasi kegiatan psien, jangan sampai memperberat cidera
5. mengobservasi ttv
TD : 150/80 mmHg
N = 92x
S = 37˚C
RR = 22x
1. mengevaluasi tentang perawatan diri pasien
2. memberikan motivasi untuk kebersihan dan proses penyembuhan
3. membantu pasien dalam perawatan diri seperti oral hygine
4. mengobservasi ttv : 130/90 mmHg
N : 98x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit




IMPLEMENTASI
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Diagnosa 3 => Hambatan Mobilitas Fisik
Tanggal/jam
Tindakan Keperawatan
TT
Senin 07-09-2015








Selasa 08-09-2015








Rabu 09-09-2015
1. Melakukan BHSP antara pasien dan perawat
2. Mengatur posisi mobilisasi yang tepat untuk pasien
3. Mengajarkan gerakan aktif untuk ekstermitas yang tidak sakit
4. memberikan motivasi kepada klien untuk ikut dalam perawatan diri
5. berkolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
1. mengevaluasi mobilitas untuk pasien
2. menganjurkan gerakkan aktif ekstermitas atas fleksi dan ekstensi
3. memberikan motivasi kepada pasien untuk kesembuhannya
4. melakukan ROM aktif untuk mencegah luka dekubitus
5. berkolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
1. menganjurkan gerakan aktif pada ekstermitas yang tidak sakit
2. melakukan ROM ditempat tidur untuk mencegah luka dekubitus
3. membantu dalam perawatan diri
4. berkolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien




IMPLEMENTASI
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Diagnosa 4 => Shock Hiporotemik
Tanggal/jam
Tindakan Keperawatan
TT
Senin 07-09-2015








Selasa 08-09-2015








Rabu 09-09-2015
1. Melakukan BHSP antara pasien dan perawat untuk mempermudah proses keperawatan
2. Mengobservasi ttv : 140/80 mmHg
N : 92x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
3. mengkaji skala dan tanda shock
- badan panas
- irama jantung capat
4. berkolaborasi pemeriksaan laboratorium
5. mengkaji jenis cairan
- cairan Ns 0,9% dan tranfusi darah
6. menghitung pengeluaran intake dan output cairan maupun perdarahan
1. mengobservasi tanda vital : 150/90 mmHg
N : 98x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
2. memberikan rehidrasi cairan Ns 2 flash
3. memberikan tranfusi darah O sebanyak 2 flash
4. mengobservasi proses tranfusi alergi atau tidak, suhu, gatal-gatal dan tetesan
1. Mengobservasi ttv : 130/80 mmHg
N : 98x/ menit
S : 388 ‘C
RR : 22x / menit
2. memberikan terapi lanjut cairan Ns 0,9%
3. berkolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium




IMPLEMENTASI
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Diagnosa 5 => Resti Infeksi
Tanggal/jam
Tindakan Keperawatan
TT
Senin 07-09-2015








Selasa 08-09-2015








Rabu 09-09-2015
1. Mengobservasi ttv : 140/80 mmHg
N : 92x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
2. Melakukan asistensi pemasangan skeletal traksi
3. membersihkan luka daerah sekitar dan membantu pasien memasang pengalas
4. berkolaborasi dalam pemberian antibiotik
Cetriazone 2x19
Ramtidine 2x50mg
1. mengobservasi tanda vital : 150/80 mmHg
N : 98x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
2. melakukan perawatan luka
3.mengobservasi tanda-tanda infeksi seperti pus, kemerahan bengkak
4. mengambil spesimen darah untuk mengetahui tanda-tanda infeksi
5. berkolaborasi untuk pemberian antibiotik
Cefriazone 2x19
Ramtidint 2x50mg
1. Mengobservasi ttv : 130/80 mmHg
N : 92x/ menit
S : 378 ‘C
RR : 22x / menit
2. melakukan perawatan luka
3. mengobservasi tanda-tanda infeksi
4. berkolaborasi untuk pemberian antibiotik
Cefriazone 2x19
Ramtidint 2x50mg






EVALUASI
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Tanggal/jam
Catatan Perkembangan
TT
08 September 2015
Diagnosa I
S -  pasien mengatakan nyeri saat digunakan untuk batuk
   - nyeri sedikit kerkurang setelah dilakukan perawatan luka
O – wajah gramace
   - luka bersih
   - skala 2
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-5
Diagnosa II
S – pasien mengatakan sudah bisa membersihkan diri dengan bantuan orang tua
O – pasien sudah tidak berbau
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-4
Diagnosa III
S – pasien mengatakan bisa melakukan kegiatan dengan ekstrimitas atas
O – ekstermitas atas gerakan aktif
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-4
Diagnosai IV
S – lemah
   – pucat
   - pusing
O – anemis
   - lemah
   - peningkatan nadi
   - irama jantung cepat
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-5
Diagnosa V
S – badan panas
   - mengigil
   - nyeri nyut-nyuttan
O – suhu 37°C
   - kemerahan luka insisi
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-6




EVALUASI
Nama Pasien  : Sdr. D
Umur              : 15 Tahun
No. Reg          :15090600xxx

Tanggal/jam
Catatan Perkembangan
TT
09 September 2015
Diagnosa I
S -  pasien nyeri berkurang setelah dilakukan perawatan luka
O – wajah sedikit tenang
   - luka bersih
   - skala 2
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-5
Diagnosa II
S – pasien sudah bisa melakukan perawatan diri sendiri dengan bantuan orang tua
O – peningkatan kebersihan
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-4
Diagnosa III
S – pasien mengatakan sudah bisa melakukan kegiatan makan dan minum dengan ekstermitas atas
O – pergerakan aktif ekstermitas atas
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi 2-4




1 komentar:

  1. El Yucateco, CA | Casino in El Yucateco, CA | Mapyro
    This lively, smoke-free Mexican-style restaurant is located 속초 출장샵 just minutes away 밀양 출장안마 from 광명 출장안마 El Yucateco's 전라북도 출장안마 famed "Little El Yucateco, CA has 정읍 출장샵 been named the "Best Mexican-Style Restaurant in the

    BalasHapus