SKALA PENGUKURAN DAN
INSTRUMEN UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF
Pada prinsipnya
meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrument-instrument
yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia
dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Variabel-variabel dalam ilmu
alam misalnya: Variabel Panas, maka instrumentnya adalah (calorimeter), Variabel Suhu instrumentnya adalah (Thermometer). Sedangkan
instrument-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya
bidang pendidikan yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu peneliti harus
mampu memahami instrument apa yang akan digunakan untuk penelitian.
Dalam penelitian
kuantitatif, seorang peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Instrument-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi
masih ada yang harus dibuat oleh peneliti sendiri. Karena instrument penelitian
akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala.
Dalam interpretasi
sederhana yang saya pahami dari keterangan diatas, instrument adalah alat (tools) yang digunakan untuk mengumpulkan
data, terutama dalam hal ini adalah data primer. Dalam penelitian kuantitatif
maka memerlukan skala-skala instrument akan saya jabarkan dibawah ini:
Berbagai skala
sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan, dan
Sosial antara lain adalah:
1.
Skala
Likert
2.
Skala
Guttman
3.
Semantic
Defferential
4.
Rating
Scale
v
Skala
Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
Dalam bahasa yang lebih sederhana:
Misalnya: Variabel penelitian yang digunakan adalah; Kepuasan Kerja (X1)
Indikator
variabel kepuasan kerja :
1.
Psikologi
2.
Sosial Ini yang disebut dengan indikator
3.
Fisik
4.
Finansial
Maka langkah selanjutnya menyusun item-item instrument
(pertanyaan) seperti dibawah ini:
1. Psikologi
a. Saya
memiliki kesempatan untuk maju dalam pekerjaan ini
b. Saya
mempunyai kebebasan untuk menggunakan pertimbangan saya sendiri
c. Saya
dapat menjaga kesibukan sepanjang waktu
d. Pekerjaan yang saya kerjakan menjamin
kepastian kerja
Ini yang disebut item-item/pertanyaan di
instrument kuesioner
2. Sosial
a. Saya
puas dengan cara pimpinan menangani anak buahnya
b. Saya
puas dengan kemampuan supervisor saya dalam mengambil keputusan
c. Saya
puas dengan cara teman sekerja saya bekerja sama
d. Saya
mempunyai kesempatan untuk menceritakan pada orang lain apa yang saya kerjakan
Ini yang disebut item-item/pertanyaan di
instrument kuesioner
3. Fisik
a. Bagaimana
peraturan perusahaan dipraktekkan
b. Perusahaan sangat memperhatikan
kenyamanan kondisi kerja saya
Ini yang disebut item-item/pertanyaan
di instrument kuesioner
4. Finansial
a. Gaji
yang saya terima sudah sesuai dengan beban pekerjaan yang saya lakukan
b. Insentif, bonus dan tunjangan karyawan
selalu diberikan perusahaan
Ini yang disebut item-item/pertanyaan di
instrument kuesioner
Setelah mengetahui
cara menyusun indikator penelitian dan item-item/pertanyaan di kuesioner, maka
langkah selanjutnya adalah: jawaban setiap instrument yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, sebagai berikut:
Jawaban
|
Skor
|
a.
Sangat
setuju
|
5
|
b.
Setuju
|
4
|
c.
Ragu-ragu
|
3
|
d.
Tidak
Setuju
|
2
|
e.
Sangat
Tidak Setuju
|
1
|
Instrument penelitian yang
menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist (P)
v
Skala
Guttman
Skala pengukuran dengan skala ini, akan
didapat jawaban yang tegas, yaitu (Ya – Tidak), (Benar – Salah), (Pernah –
Tidak Pernah), (Positif – Negatif), dan lain-lain. Skala Guttman ini identik
dengan dikotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman
dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang ditanyakan.
Untuk keperluan
analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, sebagai berikut:
Dalam skala
Guttman jawaban setuju diberi
skor 1 dan tidak setuju diberi skor
0. Analisanya dilakukan seperti pada skala Likert
Contoh:
1.
Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjadi
atasan anda..??
a. Setuju
b. Tidak
Setuju
Jawaban
|
Skor
|
a.
Setuju
|
1
|
b.
Tidak
Setuju
|
0
|
2.
Pernahkah atasan anda telat masuk kantor..??
a. Tidak
Penah
b. Pernah
Jawaban
|
Skor
|
a.
Tidak
Pernah
|
1
|
b.
Pernah
|
0
|
Rumus yang
cocok untuk uji validitas dengan skala
Guttman yaitu rumus koefisien reprodusibiitas dan koefisien skalabilitas.
Langkah-langkahnya adalah hitung koefisien reprodusibilitasnya dulu baru selanjutnya
hitung koefisien skalabilitasnya.
Rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility) :
CR = 1-(TE/PE)
|
Keterangan:
TE = jumlah error semua dari objek
PE = jumlah error yang kemungkinan terjadi. Didapatkan dari
perkalian antara
jumlah subjek (N) dan jumlah butir (K)
Syarat
penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas yaitu apabila koefisien
reprodusibilitas memiliki nilai > 90
Setelah itu,
langkah selanjutnya hitung koefisien skalabilitas, perinciannya sebagai
berikut:
Rumus Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability):
CS = 1-(TE/(0,5 x PE)
|
Keterangan:
TE = jumlah error semua dari objek
PE = jumlah error yang kemungkinan terjadi. Didapatkan dari
perkalian antara
jumlah subjek (N) dan jumlah butir (K)
Syarat
penerimaan nilai koefisien skalabilitas yaitu apabila koefisien skalabilitas
memiliki nilai > 60. Untuk menemukan nilai koefisien reprodusibilitas harus
ketemu dulu nilai error nya. Cara menghitung nilai error bisa dengan memakai
teknik Goodenough. Buku yang bisa menjadi rujukan tentang cara menghitung nilai
error dengan teknik Goodenough adalah buku yan berjudul “Scalling Methods” karya Dunn & Rankin,
diterbitkan tahun 2004 oleh penerbit Lawrence Elbaum New Jersey.
v
Semantic
Defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk semantic
defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur
sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist (P) seperti yang
digunakan pada skala Likert dan skala Guttman. Semantic defferensial jawabannya
tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak dibagian kiri
garis, atau bisa juga sebaliknya. Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur
sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. data yang diperoleh
adalah data interval.
Contoh: Mohon diberi nilai gaya kepemimpinan atasan
anda
Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak
Bersahabat
Tepat
Janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Memberi Pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Tidak
Mempercayai
(+) (-)
Disebut
Garis Kontinum
Responden memberi
penilaian, pada rentang jawaban yang sangat positif sampai dengan sangat
negatif. Berikut interpretasi dari nilai-nilai yang diisi oleh responden:
Sangat Positif = 5
Positif =
4
Netral =
3
Negatif =
2
Sangat Negatif = 1
v
Rating
Scale
Rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan,
pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan lain-lain.
Contoh:
Seberapa baik ruang kantor di perusahaan ini..??
Berilah jawaban dengan angka:
4 bila tata ruang sangat baik
3 bila tata ruang cukup baik
2 bila tata ruang kurang baik
1 bila tata ruang sangat tidak baik
Jawablah dengan
melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No
Item
|
Pertanyaan
tentang tata ruang kantor
|
Interval
Jawaban
|
|||
1
|
Penataan meja dengan atasan sehingga komunikasi lancar
|
4
|
3
|
2
|
1
|
2
|
Pencahayaan alam tiap ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
3
|
Pencahayaan listrik tiap ruang sesuai dengan kebutuhan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
Kaca yang tidak menimbulkan pantulan cahaya
|
4
|
3
|
2
|
1
|
5
|
Sirkulasi udara setiap ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
6
|
Keserasian warna perabot dengan ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
7
|
Penempatan lemari buku
|
4
|
3
|
2
|
1
|
8
|
Penempatan ruangan atasan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
9
|
Kebersihan ruangan
|
4
|
3
|
2
|
1
|
10
|
Tempat sampah yang tersedia
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Daftar Pustaka
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan ke 10, CV. Alfa Beta Bandung.
Widhiarso, W. (2011). SKALO : Program
Analisis Skala Guttman. Program
Komputer. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.